Pembunuhan karakter harus
dihapuskan karena hal itu setara dengan penjajahan diatas dunia yang tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan perikeadilan.
Kematangan jiwa, kemurnian hati
nurani dan kekuatan akal manusia menjadi faktor utama dalam memanusiakan
manusia lainnya. Ketiga hal tersebut mutlak harus disandangan oleh siapapun
terlebih lagi bagi orang-orang yang diberi amanah istimewa untuk membangun karakter manusia lainnya, Guru, kiyai, ustad,
Orang tua, pimpinan, anggota dewan dan siapapun yang memiliki posisi strategis
bagi kemajuan manusia lainnya. Jika kita sejenak melihat kisah orang–orang terdahulu
yang berhasil membangun peradaban di muka bumi ini pasti kita akan menemukan
ketiga hal tersebut melekat bersamanya. Namun perlu kita ketahui bahwa faktor
kuncinya adalah keikhlasan yang bersemayam dihatinya. Manusia yang berhasil
memanusiakan manusia dan membangun karakternya tentu akan semakin memperindah
peradaban manusia.
Seseorang yang menempati posisi
strategis dalam membangun karakter orang lain akan menemui begitu banyak ujian
yang bisa menggoyahkan keikhlasan, terlena dengan kesilauan dunia yang sebenarnya
hanya tipuan sebagai ujian semata.
Kesalahan cara memandang dan penempatan
dunia dihatinya sangat berakibat fatal bagi dirinya maupun orang-orang
disekitarnya. Hal ini memicu sifat rakus dan tamak yang sangat menghancurkan, dari
sifat rakus dan tamak ini akan menyeret manusia lembah kejahatan lainnya
seperti riya’, sum’ah, namimah, ghibah, fitnah dan pembunuhan karakter manusia
lainnya.
Banyak orang bahkan dari
orang-orang dalam posisi strategis memajukan karakter manusia malah tertipu
dengan kenikmatan amanat yang mereka pikul, kemudian membunuh karakter manusia lainnya demi
tercapainya ambisi keegoisannya.
Mari kita Tanya hati kita
masing-masing. “ kita lebih senang menjadi orang paling sukses karena orang
lain tidak sukses atau tidak menjadi paling sukses namum sukses bersama manusia
lainnya?”
“kita menjadi orang paling maju,
paling pintar, paling kaya, paling baik, paling bermutu atau menjadi maju,
pintar, kaya, baik, bermutu bersama-sama manusia lainnya?”
Jika hati kita cenderung memilih
pilihan yang paling depan pada setiap pertanyaan tadi, bisa jadi hati kita
telah tertipu oleh silaunya dunia, padahal kebahagiaan dan keindahan dunia yang
sesungguhnya adalah ketika kita bisa maju, sukses, kaya, baik, pintar bersama
manusia-manusia lainnya.
BACA : CARA MEMBANGUN MEDAN MAGNET KESUKSESAN
BACA : CARA MEMBANGUN MEDAN MAGNET KESUKSESAN