SENI HIDUP BIJAKSANA: “REFLEKSIKAN DIRI PADA ORANG LAIN, PERSEPSIKAN ORANG LAIN SEPERTI DIRI SENDIRI”
Sebuah ungkapan sederhana diatas jika di implementasikan dalam dinamika kehidupan, tentu akan menjadikan hidup semakin hidup dengan bijaksana luar biasa, namun pengimplementasiannya pada system tatanan hidup bersosial masyarakat masih menjadi hal langka, karena hal ini harus dimulai dengan peleburan egoisme yang cenderung mendominasi jiwa manusia. Sebenarnya hal ini tidak begitu tergantung pada seberapa tinggi tingkat pendidikan seseorang namun lebih pada kesadaran menghargai orang lain yang biasanya dimiliki oleh orang-orang yang berkecerdasan social.
Sebuah ungkapan sederhana diatas jika di implementasikan dalam dinamika kehidupan, tentu akan menjadikan hidup semakin hidup dengan bijaksana luar biasa, namun pengimplementasiannya pada system tatanan hidup bersosial masyarakat masih menjadi hal langka, karena hal ini harus dimulai dengan peleburan egoisme yang cenderung mendominasi jiwa manusia. Sebenarnya hal ini tidak begitu tergantung pada seberapa tinggi tingkat pendidikan seseorang namun lebih pada kesadaran menghargai orang lain yang biasanya dimiliki oleh orang-orang yang berkecerdasan social.
Perlu ditanamkan pada diri masing-masing pribadi bahwa setiap
manusia sama-sama memiliki kesibukan, memiliki kebutuhan yang sama satu sama
lain dan mengemban tanggung jawabnya
masing-masing. Sangat bertolak belakang dengan prinsip kebijaksanaan jika masih
ada yang menganggap orang lain tidak memiliki kesibukan kemudian ditumpuki
tanggung jawab yang seharusnya bukan tanggung jawabnya, dimintai menggantikan
tugasnya dengan alasan berkesibukan, seolah-olah merasa dirinya paling sibuk,
paling penting dalam tatanan kehidupan, atau paling memiliki kekuasaan. Lebih parahnya
lagi dengan disertai merendahkan orang lain.
Seringkali seseorang ingin dimengerti namun tidak mencoba
mengerti orang lain, ingin di perhatikan namun tak menyempatkan memperhatikan
orang lain.
Sudah selazimnya setiap insan menyadari kehidupan dan
memperindah hidup dengan membangun empati kepada manusia lainnya, memperlakukan
orang lain sebagaimana memperlakukan diri sendiri. Memberikan hak sebagaimana
menuntut hak, memahami sebagaimana ingin dipahami. Dengan cinta dan empati
itulah manusia akan merasakan kebahagiaan hidupnya.