Kamis, 09 Maret 2017

HAKIKAT KEGIATAN ULANGAN (EVALUASI BELAJAR)



HAKIKAT KEGIATAN ULANGAN (EVALUASI BELAJAR)
Oleh : Nurul Fahmi
Sudah menjadi kelaziman umum bahwa pada setiap lembaga pendidikan dasar,  menengah maupun perguruan tinggi selalu mengagendakan kegiatan ulangan (evaluasi belajar)  secara rutin di tengah semester, ahir semester atau setiap menyekesaikan pembelajaran satu Kompetensi Inti. 
Tujuan utama kegiatan evaluasi pembelajran adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran, dengan diadakan evaluasi makan akan diketahui kekurangan maupun kelebihan proses pembelajaran yang telah dilakukan dan mendapatkan gambaran keberhasilan pembelajaran. Setelah diketahui gambaran tingkat keberhasilan pada proses pembelajaran sebelumnya beserta kekurangan dan kelebihannya maka diharapkan dapan memberikan pijakan, arah serta rencana pembelajaran kedepan  untuk lebih mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Namun demikian hakikat dari kegiatan evaluasi pembelajaran yang telah dituangkan dalam bentuk kegiatan ulangan tersebut tidak serta merta dipahami oleh para pelaku kegiatan pembelajaran. Masih ada beberapa pendidik yang tidak mengambil manfaat dari kegiatan evaluasi tersebut kecualai hanya untuk mengetahui dan menjudge anak didiknya sebagi siswa yang pintar atau kurang pintar. Tidak jarang juga dari hasil evaluasi siswa tersebut kemudian memunculkan siswa yang dianak emaskan dan lebih parahnya ada yang mendapat label sebagi Stupid Student yang kemudian seolah-olah ada kasta dalam kelas pembelajaran. Menurut hemat saya, pengkastaan anak didik justru akan merusak nilai-nilai pendidikan dan bisa merusak karakter peserta didik.
Kegiatan evaluasi pembelajaran sebenarnya tidak untuk mengevaluasi dan mengklasisfikasikan  peserta didik dalam kategori pintar dan kurang pintar. lebih dari itu, kegiatan tersebut sebenarya lebih mengevaluasi seluruh system pembelajaran pada setiap lembaga pendidikan secara komprehensif, baik dari sisi managemen, perencanaan, proses pembelajaran dan terlebih lagi bagi paran pendidiknya.
Ketika hasil evaluasi tidak mencapai tingkat keberhasilan yang ingin dicapai maka seorang pendidik yang harus segera berintropeksi dan melakukan perbaikan untuk keberhasilan pembelajaran selanjutnya, tidak serta merta mengkambing hitamkan pihak lain. Meskipun telah tentu keberhasilan belajar ditentukan dari berbagai faktor.
Pada ahirnya saya berharap untuk diriku sendiri maupun orang lain khususnya para pendidik untuk menyadari bahwa kegiatan evaluasi pembelajaran bukan serta merta untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa, namun lebih pada evaluasi secara komprehensif bagi system pendidikan disetiap lembaga pendididkan. Karena kegiatan tersebut sebenarnya dimaksudkan untuk meningkan mutu pendidikan pada masing-masing satuan pendidikan yang ujung tombakknya adalah para pendidik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembelajaran dalam perjalanan pendidikan guru penggerak

Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatih...