Selasa, 11 April 2017

ANAK BANGSA MERINDUKAN SOSOK TELADAN


ANAK BANGSA MERINDUKAN SOSOK TELADAN
Oleh : Nurul Fahmi
Pentingnya membangun reputasi moral bagi setiap individu sebagai public figure bagi orang-orang di sekitarnya demi memutus silsilah mata rantai devisiasi moral anak bangsa


Berita tentang kriminal, narkoba, korupsi, pungli, teroris, kejahatan seksual sampai pertikaian anggota dewan selalu menghiasi layar telefisi dan mendominasi pemberitaan di surat kabar media-media di Indonesia. Berita pembunuhan di SMA Taruna Nusantara Magelang, suap ketua MK, pencabulan anak laki-laki dibawah umur oleh dosen, artis yang terjerat kasus narkoba dan pertikaian yang ditontonkan angota DPD menjadi head line pemberitaan di berbagai media di Indonesia. Penyajian berita yang sejenis juga selalu ada dalam setiap kurun waktu dengan berbagai kasus yang beragam. Hal tersebut, diinginkan atau tidak pasti akan ikut mempengaruhi dalam menentukan karakter generasi penerus bangsa, karena Para pelajar, pemuda, dan masyarakat luas pada umumnya lebih cepat meniru informasi negatif yang mereka dapatkan dari pada menggali hikmah dibalik kejadian memalukan tersebut.
Melihat realitas yang terjadi di Indonesia, yakni terjadinya krisis multidimensional, khususnya devisiasi moral yang ditunjukkan oleh  berbagai elemen bangsa, tentunya menimbulkan kesedihan yang mendalam bagi orang-orang yang masih memiliki hati nurani.
Degradasi moral yang menjangkiti generasi penerus bangsa tidak bisa divonis hanya disebabkan oleh kesalahan mereka. Kemungkinan besar justru generasi penerus bangsa ini menjadi korban atas kenegatifan yang dicontohkan oleh para public figure yang mereka lihat secara langsung dilingkungan sekitarnya maupun dari pemberitaan di berbagai media, baik di lembaga pendidikan, masyarakat sekitar, kelakuan para elite politik, artis maupun para petinggi bangsa ini.
Umtuk memutus mata rantai pewarisan karakter negatif oleh para public figure terhadap generasi penerus bangsa tentunya membutuhkan kesadaran dan upaya konsisten dari semua pihak. Kehadiran sosok panutan yang karismatik dengan otoritas moral yang baik tentu sangat dirindukan oleh bangsa ini.
Public figure karismatik dengan otoritas moral yang dirindukan oleh berjuta-juta jiwa di Indonesia tentunya tidak cukup jika hanya muncul beberapa nama saja di nusantara. Hal ini justru menuntut setiap orang untuk mampu menjadi suri tauladan yang baik bagi orang lain. Tekad untuk bangkit dari  degradasi moral demi membangun karakter bangsa yang anggun berkharisma harus dimulai dari setiap pribadi dan menyebarkannya kepada orang-orang terdekat. Para orang tua harus mampu menjadi suri tauladan yang baik bagi putra-putrinya, karena orang tualah yang paling mempunyai kedekatan fisik maupun batin terhadap anaknya. Seorang pendidik harus mampu menunjukkan reputasi moral bagi anak didiknya, apa lagi melihat tugas agung sebagai seorang pendidik yang bertugas menanamkan karakter dan akhlak mulia bagi anak didiknya. Para public figure yang lainnya, seperti artis, pejabat, tokoh masyarakat dan lainnya juga harus bertanggungjawab membangun reputasi moral mereka, karena segala perbuatan mereka senantiasa diperhatikan oleh banyak orang.
Membangun reputasi moral adalah pekerjaan yang tidak pernah ada selesainaya. Reputasi moral menunjukkan prestasi besar seseorang dalam menegakkan moral setelah melalui serangkaian ujian demi ujian sampai akhirnya reputasi moralnya terbangun dengan kokoh. Orang-orang besar yang telah menunjukkan reputasi moral yang agung mengalami berbagai ujian hidup yang berat, tetapi dilalui dengan penuh keyakinan, kesabaran, keikhlasan, dan kegigihan.
Peran seorang figure teladan dalam rangka membangun otoritas moral yang paling penting adalah mengusahakan implementasi moral agung tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Target utamanya adalah menjadikan generasi penerus bangsa sebagai kader-kader pemimpin masa depan yang mempunyai otoritas moral.
Setiap orang adalah menjadi figure teladan bagi dirinya dan orang-orang disekitarnya, oleh karena itu kesadaran untuk mempunyai reputasi moral harus tertanan dalam setiap orang. Terlebih lagi bagi orang-orang yang selalu menjadi perhatian masyarakat dan mempunyai pengaruh terhadap orang lain.
Agar seseorang bisa menjadi fugur teladan bagi orang lain tentu harus berusaha memantaskan diri untuk diteladani oleh orang lain, hal tersebut perlu diupayakan dengan berbagai hal, diantaranya:
1.      Memupuk kimanan dan ketakwaan.
Hal ini merupakan asas paling pokok, setiap orang yang senantiasa melekat padanya rasa keimanan dan ketakwaan tentunya dalam berbuat selalu berada dalam jalur kebenaran yang pantas untuk diteladani orang lain. Karena orang yang paling baik adalah orang yang paling bertakwa, sebagaimana firman Allah SWT “sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.” Keimanan dan ketakwaan bisa ditingkatkan dengan memperbanyak wawasan agama, memahami wahyu Tuhan, serta melakukan silaturrahim dan diskusi bersama ahli agama.
2.      Memperluas pengetahuan
Dengan semakin luas wawasan dan ilmu pengetahuannya sudah tentu akan memberikan kemantapan dalam bertindak dan menjadikannya sebagai orang yang lebih bijaksana karena keluasan ilmunya. Dengan demikian maka siapapun, kapanpun dan dimanapun tertuntut untuk selalu mengembangkan ilmu dan wawasannya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW. “menuntut imu adalah wajib bagi setiap muslim dari waktu kelahiran hingga masuk liang kubur”
3.      Banyak mempelajari kisah tokoh bijaksana beserta filosofi hidupnya.
Hal ini bisa diperoleh dengan membaca buku maupun media on line yang menuliskan kisah-kisah orang bijaksana, tokoh islam, tokoh pejuang kemanusiaan, tokoh internasional, tokoh nasional dan tokoh-tokoh lain yang sangat banyak sekali ragamnya.
4.      Memupuk rasa empati terhadap sesama manusia.
Dengan semakin banyak rasa empati terhadap orang lain akan menjadikan orang tersebut secara otomatis mendapatkan pelajaran hidup dan hikmah dibalik suatu peristiwa yang dialami orang lain. Hal ini tentu akan menjadikan seseorang menjadi manusia berkarisma yang memiliki kebijaksanaan hidup dan berpengaruh terhadap hidup orang lain.
Selain hal tersebut di atas tentunya masih banyak terobosan lain yang bisa dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menjadi figure teladan bagi orang lain demi membangun karakter anak bangsa menjadi lebih baik lagi. Setiap orang harus menjadi figure teladan bagi dirinya sendiri dan orang lain yang mengenalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembelajaran dalam perjalanan pendidikan guru penggerak

Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatih...