Selasa, 18 April 2017

KEBERHASILAN PENDIDIKAN KARAKTER DI PONDOK PESANTREN

 Oleh : Nurul Fahmi

  Pendidikan merupapakan proses sepanjang hayat untuk melakukan perubahan kearah lebih baik. ranah pendidikan sepanjang hayat (minal mahdi ilal lahdi) tentunya melibatkan semua hal yang ditemui oleh orang yang melakukan proses pendidikan dari kelahiran sampai kematiannya. proses pendidikan manusia terjadi di lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lembaga pendidikan formal maupun non formal, lingkungan kerja dan semua lingkungan dimana manusia hidup.
Proses pendidikan tidaklah hanya sebatas pemberian ilmu pengetahuan (transferring of knowledge) kepada peserta didik tetapi juga harus mampu memberikan penanaman nilai-nilai kemanusiaan, spiritual, social budaya untuk diaplikasikan dalam tindakan nyata sebagai buah dari proses pendidikan itu sendiri serta mampu menghasil ketrampilan hidup sebagai bekal untuk menghadapi tantang zaman yang akan datang. Orang tua, guru, ustad, kyai, dan tokoh masyarakat adalah para pendidik yang merupakan ujung tombak dalam mewujudkan tujuan pendidikan tersebut. Hal ini menuntut para pendidik untuk terus belajar, mengembangkan kemampuan serta meningkatkan profesionalitasnya demi tercapainya harapan bangsa yang terletak ditangan mereka.
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang cukup sukses dalam menginternalisasikan nilai-nilai pembentuk karakter positif (mulia) pada peserta didiknya yaitu para santri. Hal ini tentunya tidak terlepas dari gaya dan metode pendidikan yang diterapkan dalam dunia pondok pesantren yaitu metode keteladanan (modeling) dan metode pembiasaan (habiting).
Metode keteladanan merupakan metode paling ampuh dalam memberikan pendidikan karakter santri. Metode keteladanan (modeling) merupakan metode Rasulullah dalam memberikan pendidikan kepada para sahabatnya. Rasulullah SAW mentransformasikan Al Qur’an sebagai wahyu dari Allah SWT kedalam sikap dan perbuatan beliau sehingga para sahabat langsung mendapat visualisasi nyata dalam alqur’an yang lebih mudah dipahami dan ditirukan. Sebagaimana yang dikatan Aisyah bahwa “Akhlak Rasulullah adalah Al Qur’an” maka segala yang diperhatikan sahabat dari diri Rasulullah merupakan pendidikan akhlak Al Qur’an.
Pendidikan karakter di pondok pesantren selalu terkait dengan figure seorang kyai sebagai sosok teladan yang diidolakan para santri. Dengan system pembelajaran mondok (menginap; asrama) akan memberikan interaksi yang intens dan berkelanjutan antara santri dan kyai, sehingga model pendidikan keteladanan ini dapat terlaksana seharian penuh di pondok pesantren. Santri dapat dengan mudah mengamati aktualisasi dari teori dan materi dalam kitab yang mereka kaji pada sosok kyainya. Apalagi seorang kyai biasanya mempunyai karakter kuat, menjadi pemimpin dan tokoh masyarakat, mempunyai kebijaksanaan hidup, berjiwa besar dan  berjiwa social. berbagai karakter mulia yang melekat pada diri seorang kyai beserta berbagai track record-nya akan mendobrak semangat santri untuk terus meneladani kyainya.
Pondok pesantren dengan system asramanya juga akan mampu membentengi pengaruh negative dari pegaulan yang terlalu bebas dan dampak negative globalisasi lainnya yang akan merusak karakter mulia yang telah dibangun oleh pendidikan di pondok pesantren, sehingga karakter yang tertanam pada diri santri tidak terganggu dengan pengaruh lain yang sifatnya merusak pendidikan tersebut.
Dalam menginternalisasikan nilai pembentuk karakter mulia santri, dalam pendidikan  pondok pesantren juga identik dengan metode pembiasaan (habiting). Hal ini dapat dilihan dari berbagai jadwal kegiatan di pondok pesantren yang cukup padat dan beragam. Misalnya untuk menanamkan disiplin dan sikap religious ada kegiatan qiyamul lail, salat jamaah, pembacaan asma’ul husna, muraja’ah al qur’an. Untuk menanamkan cinta kebersihan dan lingkungan, digalakkan kegiatan kerja bakti bersih-bersih lingkungan pondok pesantren (ro’an), ada pula pembiasaan antri ambil makan dan antri mandi untuk menanamkan budaya mengantri dan banyak kegiatan lain yang merupakan wujud dari pembiasaan internalisasi nilai pembentuk karakter santri.
Sejarah pondok pesantren dan perjalanan bangsa  ini telah membuktikan bahwa pendidikan pondok pesantren mampu menghasilkan banyak generasi salih berkarakter yang mampu mengambil peran dalam pranata social, kenegaraan dan kemasyarakatan. Pondok pesantren menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam mendidik putra-putri bangsa untuk mewujudkan insan yang berkarakter dan mempunyai kecakapan hidup sebagai bekal untuk mengarungi kehidupan bermasyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembelajaran dalam perjalanan pendidikan guru penggerak

Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatih...