Oleh : Nurul Fahmi
Proses
pendidikan tidaklah hanya sebatas pemberian ilmu pengetahuan (transferring of knowledge) kepada
peserta didik tetapi juga harus mampu memberikan penanaman nilai-nilai kemanusiaan,
spiritual, social budaya untuk diaplikasikan dalam tindakan nyata sebagai buah
dari proses pendidikan itu sendiri serta mampu menghasil ketrampilan hidup sebagai
bekal untuk menghadapi tantang zaman yang akan datang. Orang tua, guru, ustad,
kyai, dan tokoh masyarakat adalah para pendidik yang merupakan ujung tombak
dalam mewujudkan tujuan pendidikan tersebut. Hal ini menuntut para pendidik
untuk terus belajar, mengembangkan kemampuan serta meningkatkan
profesionalitasnya demi tercapainya harapan bangsa yang terletak ditangan
mereka.
Pondok
pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang cukup sukses dalam
menginternalisasikan nilai-nilai pembentuk karakter positif (mulia) pada
peserta didiknya yaitu para santri. Hal ini tentunya tidak terlepas dari gaya
dan metode pendidikan yang diterapkan dalam dunia pondok pesantren yaitu metode
keteladanan (modeling) dan metode
pembiasaan (habiting).
Metode
keteladanan merupakan metode paling ampuh dalam memberikan pendidikan karakter
santri. Metode keteladanan (modeling)
merupakan metode Rasulullah dalam memberikan pendidikan kepada para sahabatnya.
Rasulullah SAW mentransformasikan Al Qur’an sebagai wahyu dari Allah SWT
kedalam sikap dan perbuatan beliau sehingga para sahabat langsung mendapat visualisasi
nyata dalam alqur’an yang lebih mudah dipahami dan ditirukan. Sebagaimana yang
dikatan Aisyah bahwa “Akhlak Rasulullah
adalah Al Qur’an” maka segala yang diperhatikan sahabat dari diri Rasulullah
merupakan pendidikan akhlak Al Qur’an.
Pendidikan
karakter di pondok pesantren selalu terkait dengan figure seorang kyai sebagai sosok
teladan yang diidolakan para santri. Dengan system pembelajaran mondok
(menginap; asrama) akan memberikan interaksi yang intens dan berkelanjutan antara santri dan kyai, sehingga model
pendidikan keteladanan ini dapat terlaksana seharian penuh di pondok pesantren.
Santri dapat dengan mudah mengamati aktualisasi dari teori dan materi dalam
kitab yang mereka kaji pada sosok kyainya. Apalagi seorang kyai biasanya
mempunyai karakter kuat, menjadi pemimpin dan tokoh masyarakat, mempunyai
kebijaksanaan hidup, berjiwa besar dan
berjiwa social. berbagai karakter mulia yang melekat pada diri seorang
kyai beserta berbagai track record-nya
akan mendobrak semangat santri untuk terus meneladani kyainya.
Pondok
pesantren dengan system asramanya juga akan mampu membentengi pengaruh negative
dari pegaulan yang terlalu bebas dan dampak negative globalisasi lainnya yang
akan merusak karakter mulia yang telah dibangun oleh pendidikan di pondok pesantren,
sehingga karakter yang tertanam pada diri santri tidak terganggu dengan
pengaruh lain yang sifatnya merusak pendidikan tersebut.
Dalam
menginternalisasikan nilai pembentuk karakter mulia santri, dalam pendidikan pondok pesantren juga identik dengan metode
pembiasaan (habiting). Hal ini dapat
dilihan dari berbagai jadwal kegiatan di pondok pesantren yang cukup padat dan
beragam. Misalnya untuk menanamkan disiplin dan sikap religious ada kegiatan qiyamul lail, salat jamaah, pembacaan asma’ul husna, muraja’ah al qur’an. Untuk menanamkan cinta kebersihan dan lingkungan,
digalakkan kegiatan kerja bakti bersih-bersih lingkungan pondok pesantren (ro’an), ada pula pembiasaan antri ambil
makan dan antri mandi untuk menanamkan budaya mengantri dan banyak kegiatan
lain yang merupakan wujud dari pembiasaan internalisasi nilai pembentuk
karakter santri.
Sejarah
pondok pesantren dan perjalanan bangsa
ini telah membuktikan bahwa pendidikan pondok pesantren mampu menghasilkan
banyak generasi salih berkarakter yang mampu mengambil peran dalam pranata social,
kenegaraan dan kemasyarakatan. Pondok pesantren menjadi salah satu pilihan masyarakat
dalam mendidik putra-putri bangsa untuk mewujudkan insan yang berkarakter dan
mempunyai kecakapan hidup sebagai bekal untuk mengarungi kehidupan
bermasyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar