Rabu, 14 Juni 2017

KISAH TELADAN RASULULLAH SAW. : MEMAAFKAN KAUM YANG MENGHUJANINYA BATU



Kisah ini terjadi ketika Rasulullah SAW. hijrah ke Thaif karena mendapat gangguan dari kaum Quraisy yang sangat berat dan sulit setelah beliau ditinggal wafat oleh pamannya yaitu Abu Thalib.
Rasulullah SAW pergi ke Thaif pada bulan Syawal tahun ke-10 kenabian.  Menurut Ibnu Sa’ad, Ibnu Atsir, dan Al-Maqrizi,  dalam perjalanannya beliau ditemani oleh seorang pelayannya yang bernama ZAid bin Haritsah.
Thaif adalah kota tempat penyembahan Laata, patung yang disembah dan dijadikan tujuan ritual tahunan.
Ketika sampai di Thaif, beliaumenemui kelompok para pemuka dan pimpinan Bani Tsaqif. Beliau duduk bersama dan mengajak mereka untuk beriman kepada Allah SWT. ternyata mereka justru meresponnya dengan penolakan yang sangat keras, mereka menghina beliau dan membujuk orang-orang bodoh serta para budak untuk mencela dan meneriakinya dengan caci maki dan cemoohan. Mereka kemudian melempari beliau dengan batu kemudian Rasulullah SAW. duduk dibawah pohon kurma dalam keadaan menderita.
Apa yang ditemunya di Thaif ternyata jauh lebih berat dari pada apa yang diterimanya dari orang-orang musyrik di Makkah. Penduduk Thaif berdiri dua baris untuk menghadang Rasulullah SAW. dan dan Zaid bin Haritsah di jalan. Ketika Beliau lewat, mereka menghujaninya dengan batu, hingga Rasulullah SAW. dan Zaid bin Harits tidak sempat mengangkat kaki kecuali selalu terkena lemparan batu hingga kaki beliau berdua berdarah.
Hati dan mulut beliau berdoa, mengadukan kelemahannya dan berlindung kepada Allah SWT memohon pertolongan dan dukungan-Nya :
“ Ya Allah, hanya kepada-Mu aku mengadukan lemahnya diriku, terbatasnya usahaku, dan hinanya diriku dihadapan manusia. Wahai Dzat yang Maha Pemberi Kasih saying, Engkaulah Tuhan orang-orang yang lemah, dan Engkau adalah Tuhanku. Kepada isiapakah engkau menyerahkanku? Apakah kepada orang yang jauh menyiksaku? Ataukah kepada musuh yang telah Engkau beri kekuasaan untuk mengalahkanku? Jika tidak ada kemurkaanmu, maka aku tidak akan peduli, hanya saja kesejahterann-Mu lebih luas untukku”
“Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu yang menerangi kegelapan, yang diperbaiki dengan urusan dunia dan akhirat, agar kiranya Engkau tidak menimpakan kemurkaan-Mu kepadaku, atau menempatkan kemurkaan-Mu kepadaku, Hanya lilik-Mu segala keridhaan, hingga Engkaupun meridhaiku. Tidak ada daya dan upaya kecuali dari-Mu”
Lalu Allah mengutus malaikat penjaga gunung. Ia meminta izin kepada Rasulullah SAW. untuk membalikkan gunung dan ditimpakan kepada mereka. Namun Rasulullah SAW berkata, “ Aku bahkan berharap agar dari keturunan mereka lahir orang-orang yang menyembah Allah Yang Maha Esa, dan tidak menyekutukan-Nya.”
***_____________________________
Begitulah akhlak Rasulullah SAW. yang menjadi suri tauladan manusia di alam semesta ini. Beliau mempunyai rasa kasih sayang dan pemaaf yang tak terbatas, betapapun beliau dihina, dicemooh, dicaci maki dan disakiti fisiknya. Yang keluar dari sikap beliau ternyata justru kasih sayang dan maaf, beliau masih mengharapkan kebaikan dan mendoakannya dengan doa yang baik, meskipun beliau mendapatkan tawaran dari malaikat untuk menghancukan kaum tersebut dengan menimpakan gunung pada mereka.
Tidak ada gunanya menyimpan dendam didalam dada, merawat kebencian, dan membudidayakan iri dan dengki,  karena semua itu hanya akan menjadikan dada sesak, tekanan darah menjadi naik tak terkontrol, jiwa terasa rapuh dan pikiran selalu diliputi awan hitam dan hidup diwilayah khayalan, ilusi dan rencana-rencana jahat yang sangat melelahkan.
Sikap pemaaf justru akan melahirkan ketentraman dan kedamaian hati, rasa syukur terhadap apa yang kita miliki dan bersabar terhadap apa yang kita terima akan menumbuhkan dan menyebarkan virus-virus kebahagiaan yang menenangkan jiwa, menjernihkan pikiran, menentramkan hati dan menyehatkan badan.

Baca Juga:



Kamis, 08 Juni 2017

CARA MENGGAPAI KEBAHAGIAAN YANG DIRAHMATI ALLAH SWT.



Kebahagiaan adalah suatu hal yang diinginkan oleh semua makhluk Allah SWT. segala sesuatu yang dilakukan dan dikelola manusia bisa menjadi suatu hal yang membahagiakan apabila diliputi rahmat dari Allah SWT. keluarga bahagia, cita-cita tergapai, hidup penuh kedamaian dan ketentraman,  itu sebab mendapat rahmat dari Allah SWT.  tidak jarang manusia punya banyak harta, keluarga dan sahabat yang banyak, pekerjaan yang enak, tetapi tidak merasa berbahagia dan tentraman hidupnya dikarenakan tidak mengalir rahmat Allah pada mereka. Orang pada akhir hayatnya mampu mengikrarkan kalimah syahadat dan maninggal dengan khusnul khatimah juga merupakan bentuk dari rahmat Allah SWT. setelah di alam kubur mendapatkan kemudahan menjawab pertanyaan malaikat, dan mendapatkan kenikmatan kubur juga karena rahmat Allah SWT.  kemudian pada hari kiamat bisa melalui seluruh rangkaiannya dengan keadaan yang baik dan selamat, mulai dari bangkit dari kubur, berkumpul di padang mahsyar, melewati hari perhitungan amal, menyebrangi sirat Al-Mustaqim, dan pada akhirna seseorang bisa masuk syurga juga karena rahmat dari Allah SWT.
Apabila kita hanya mengandalkan amal ibadah kita, sungguh sangat dikawatirkan amal kita merupakan amal yang rusak dan tidak diterima, karena kita tidak bisa menjamin sepenuhnya bahwa amal kita diterima. Maka yang harus dilakukan adalah beramal sebaik mungkin sesuai kemampuan maksimal, kemudian memasrahkan hasilnya kepada Allah serta dengan selalu mengharap untuk mendapatkan rahmat Allah SWT. karena dengan rahmat Allah, kita bisa selamat, hidup bahagia di duia dan akhirat.
Dalam sebuah hadis memberitahukan cara menggapai rahmat allah SWT. yaitu hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda (yang artinya) :
“Orang-orang yang pengasih, akan dikasihi (dirahmati) oleh Dzat Yang Maha Kasih. Kasihilah mahluk-mahluk di bumi, maka akan mengasihimu segala sesuatu yang ada dilangit.” -Al Hadis-
Dari hadis tersebut tersebut dapat kita pahami bahwa Allah akan mencurahkan kasih sayangnya kepada mereka yang memberikan kasih sayang kepada hamba-hamba Allah lainnya. Dan jika kita mengasihi makhluk Allah di bumi ini, maka kita juga akan dikasihi oleh penghuni langit.
 
Mahluk Allah yang  harus dikasih sayangi di bumi ini tidak hanya sebatas pada manusia saja, melainkan juga mahluk-mahluk yang lain seprti hewan, tumbuhan dan seluruh lingkungan hidup kita, terhadap hewan kita tidak berbuat aniaya, menjaga kelestarian hidupnya, terhadap tumbuhan kita merawat kehidupannya, terhadap lingkungan kita menjaga kelestarian dan kebaikannya. Teerhadap manusia selalu berbuat baik pada mereka dengan didasari rasa kasih sayang yang ikhlas. Menghormati, memuliakan dan melayani orang tua dengan sebaik-baiknya, Anak-anak dirawat, didik dengan baik, dicarikan rizki yang halal dan dipenuhi hak-haknya, suami/istri diperlakukan dengan baik, penuh cinta kasih dan dan saling memenuhi haknya masing-masing, terhadap orang lain ramah, pemurah, mempunyai jiwa social yang tinggi, penuh simpati dan empati terhadap orang lain. Dan hal-hal lain yang semuanya merupakan wujud dari kasih sayang sesama mkhluk Tuhan. InsyaAllah dengan hidup berkasih sayang inilah Allah akan mencurahkan rahmatnya bagi kita didunia sampai kelak di kehidupan akhirat.
Dr. ‘Aid al-Qarni dalam bukunya La Tahzan mengatakan: “Ketika diri anda diliputi kesedihan dan kegundahan, berbuat baiklah terhadap sesama manusia, niscaya anda akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati.”
Hal tersebut sejalan dengan indikator kebaikan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad bahwa kebaikan adalah apa yang menentramkan jiwa dan apa yang menentramkan hati, sedangkan dosa adalah yang mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan di dada.
Kebaikan yang diakukan terhadap orang lain akan memberikan manfaat pertama kali dan paling besar mendapat manfaatnya adalah pelakunya. Orang yang memberikan hartanya kepada orang lain akan jauh lebih merasakan kebahagiaan dari yang menerima pemberian, orang yang bersikap ramah, murah senyum akan lebih merasakan kebahagiaan dari yang menerima keramahan dan senyum kita.
Tidak ada ruginya berbuat baik, menolong kesulitan, memecahkan masalah, dan membantu meringankan beban hidup orang lain karena manfaat yang lita dapatkan dari amal kebaikan yang kita lakukan dengan ikhlas akan kembali pada pelakunya dengan balasan yang jauh lebih baik yang langsung diberikan oleh Allah. Firman Allha dalam Alqur’an yang arytinya:
Barang siapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan padanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl: 97)
Dalam sebuah hadis juga menyebutkan.
Dari Abu Hurairah RA, dari Raulullah SAW bersabda: barang siapa yang meringankan sebuah kesulitan (derita) dunia dari seorang mukmin, niscaya Allah akan meringankan untuknya sebuah kesulitan dihari kiamat. Barang siapa memberikan kemudahan bagi orang yang sedang mengalami kesulitan, niscaya Allah akan membantu memudahkannya sat mengalami kesulitan didunia dan akhirat. Barang siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan tutupkan (aibnya) didunia dan akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya, selama hamba-Nya itu menolong saudaranya. . . . (HR. Muslim)
Mari kita hidup saling mengasihi agar kita dikasihi Allah didunia dan akhirat, kita berbuat baik, membantu meringankan beban hidup orang kain, menolongnya, dan menutup aibnya agar kita dibantu, ditolong, diselamatkan dan ditutupi aibnya oleh Allah SWT.
Kebahagiaan adalah ketika kita bisa membuat orang lain bahagia.
BACA JUGA KISAH INSPIRATIF; GARAM DALAM GELAS

Pembelajaran dalam perjalanan pendidikan guru penggerak

Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatih...