Jumat, 16 Februari 2024

Pembelajaran dalam perjalanan pendidikan guru penggerak


Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru Penggerak. (https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id)
Dalam program guru penggerak ini peserta calon guru penggerak (CGP) dididik untuk bisa memahami dan mengimplementasikan berbagai materi yang terdiri dari 3 paket modul yang terdiri dari 10 modul materi dengan menggunakan alur belajar MERDEKA yaitu mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, koneksi antar materi, dan aksi nyata.
Diantara materi yang harus bisa dikuasi oleh CGP antara lain; filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Nilai-nilai dan peran Guru Penggerak, budaya positif, visi sekolah yang berpihak pada murid, pembelajaran berdiferensiasi, Pembelajaran emosi dan sosial, Coaching, Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam kesempatan ini, penulis menarik kesimpulan sederhana, berefleksi dan mengaitkan materi-materi yang sudah dipelajari sampai pada modul 3.1 tentang Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran sebagai berikut:
A. Keterkaitan filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin.
Salah satu filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah filosofi pratap triloka, yaitu   Ing Ngarso sung Tulodo (menjadi teladan/inspirasi), Ing Madyo Mangun Karso (menciptakan prakarsa dan ide), Tut Wuri Handayani (memberi dorongan/semangat). Guru sebagai pemimpin pembelajaran adalah pamong yang menuntun murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan tertinggi.  Filosofi luhur tersebut tentunya akan menjadi dasar yang kuat bagi guru dalam mengambil keputusan yang bijaksana, berpihak pada murid, dan dapat dipertanggung jawabkan.
Seorang pemimpin pembelajaran (pamong) tentunya menyadari bahwa keputusan yang diambilnya saat ini harus memberikan dampak dan keberpihakan pada murid baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, memanusiakan, menyelamatkan dan membahagiakan murid. Untuk kepentingan tersebut maka pengambilan keputusan perlu dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana, menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan. Dengan harapan dapat memberi keputusan yang terbaik, efektif dan memerdekakan manusia.
B. Pengaruh nilai-nilai diri terhadap prinsip-prinsip dalam pengambilan suatu keputusan.
Seorang guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran tentunya melekat pada dirinya nilai-nilai guru penggerak yaitu; berpihak pada murid, reflektif, mandiri, kolaboratif, dan inovatif. Selain itu seorang pemimpin pembelajaran tentunya juga menjunjung tinggi nilai-nilai universal dalam pribadinya sebagai manusia. Nilai-nilai diri yang dipegang teguh oleh seseorang akan menuntun mereka mengambil posisi dan membangun paradigma, membuat analisis, petimbangan, dan menentukan keputusan seperti apa yang akan dibuat.
C. Keterkaitan materi pengambilan keputusan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran.
Ketrampilan pengambilan keputusan merupakan sebuah ketrampilan yang perlu diasah dan terus dikembangkan. Kegiatan coaching merupakan salah satu upaya untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan. Kegiatan coaching turut membantu dan melatih seseorang untuk berfikiran terbuka, memunculkan berbagai ide kreatif, memunculkan paradigma-paradigma baru, serta meningkatkan kemampuan membangun relasi. Sehingga opsi trilema dalam mengambil keputusan akan lebih bervariasi, kaya akan peradigma, dan bahkan akan muncul hal-hal baru diluar dugaan.
D. Pengaruh kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika.
Kompetensi sosial emosional yang dimiliki seorang guru akan sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan pada permasalahan dilema etika memerlukan kejernihan analisis dan melibatkan berbagai pihak. Maka dalam hal ini bagi seorang pemimpin pembelajaran perlu memiliki kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, ketrampilan berrelasi, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab. Kompetensi sosial emosional tersebut sangat berperan sejak dimulainya proses penyelesaian permasalhan hingga membuat keputusan. Dengan ketrampilan sosial emosional maka  proses penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan akan lebih kondusif, efektif, berpihak pada murid, memperjuangkan nilai-nilai kebajikan uniresal dan dapat dipertanggung jawabkan.
E. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Seorang pendidik yang berpegang teguh pada nilai-nilai diri tertentu akan memiliki kecenderungan dan gaya pengambilan keputusan yang khas, nilai-nilai diritersebut akan turut membaha ke arah mana permasalahan dilema etika akan dibawa. Keputusan yang mengandung pertentangan antar paradigma dan antar nilai kebenaran akan lebih cenderung diputuskan berdasarkan nilai yang dianutnya. Dari hal ini pula maka dalam pengambilan keputusan perlu melibatkan banyak orang yang mana paradigma dan nilai yang dianut juga semakin beragam. Sehingga sangat memungkinkan akan muncul opsi trilema yang bervariasi dan mengambil salah satunya sebagai hasil keputusan bersama yang menjadi tanggung jawab bersama.
F. Dampak pengambilan keputusan yang tepat pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat akan memberikan dampak yang sangat baik terhadap terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, dan nyaman. Keputusan yang baik yang menghargai setiap perbedaan, bijaksana dalam menyikapi konflik kepentingan, akan diterima oleh semuan pihak dan lebih memungkinkan untuk dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawb. Dengan begitu keputusan yang diambil akan turut memberikan kontribusi terhdap terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
G. Tantangan dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika dan kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan sekitar.
Tantangan dalam pengambilan keputusan dengan kasus-kasus delima etika tentunya selalu ada, apalagi dihadapkan pada nilai yang sama-sama benar. Maka biasanya sebaik apapun keputusan yang diambil selalu ada celah dan kukarangannya jika dibenturkan dengan nilai dan paradigma pada poros yang bersebrangan. Dan ketika ada pihak yang tidak bisa menerima keputusan tersebut akan sangat rawan untuk dikritisi bahkan ditentang berdasrkan paradigma dan perspektif orang tersebut.
Permasalahan yang mengandung delima etika atau bahkan bujukan moral sebenarnya juga sangat rawan diintervernsi oleh pihak-pihak yang memiliki kekuasaan dan kepentingan. Apalagi secara struktural pihak tersebut merupakan atasan kita.
H. Pengaruh pengambilan keputusan dengan pengajaran yang memerdekakan murid.
Sebagai pemimpin pembelajaran sudah semestinya orientasi pengambilan keputusannya adalah keberpihakan pada murid, berpijak pada nilai-nilai universal dan dapat dipertanggung jawabkan. Terlebih lagi pengambilan keputusan yang baik dan bijaksana akan turut menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Dengan demikian maka pengambilan keputusan yang tepat akan turut mewujudkan pengajaran yang memerdekaan murid.
I. Peran seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dalam mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid.
Seorang pemimpin pembelajaran yang diibaratkan petani oleh Ki Hajar Dewantara tentunya sangat memiliki peran penting untuk keberlangsungan proses pembelajaran murid yang berdampak pula pada keberlangsungan hidup murid saat ini hingga di masa yang akan datang. Keputusan petani untuk memberikan perlakuan dan intervensi terhadap tanaman yang dirawatnya akan mempengaruhi bagaimana tanaman tersebut itu tumbuh dan berbuah pada masa depannya kelak. Sebagai pemimpin pembelajaran yang selalu dihadapkan dengan berbagai permasalahan dan kondisi yang harus diambil keputusan, baik yang terkait secara langsung atau tidak langsung terhadap murid. keputusan yang diambil tersebut sedikit banyak pasti memberikan pengaruh dan dampak pada kehidupan dan masa depan murid.
J. Kesimpulan pembelajaran modul 3.1 dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya.
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran dengan modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan untuk mencapai kemerdekaan dalam belajar pada murid, Ki Hajar Dewantara dalam menuntun segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun masyarakat. Selain itu juga dimana proses pembelajaran pada seorang pendidik harus bisa melihat kebutuhan belajar pada murid serta mengelolah kompertensi social emosional dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Pendekatan Coaching juga merupakan salah satu cara kita (coach) untuk membantu choachee dalam mencari solusi/ mengembangkan bakat yang terpendam sehingga akan muncul sebuah keputusan yang bertanggung jawab dari choachee. Dan dengan belajar mengambil keputusan menggunakan tiga prinsip yang di ajarkan pemikiran kita lebih terbuka agar bisa mengambil keputusan yang berpihak pada murid, bertanggung jawab, dan sarat dengan nilai-nilai kebajikan universal sehingga sekolahan sebagai lembaga pendidikan dan lembaga moral menjadi lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman yang mengantarkan murid untuk menjadi manusia merdeka yang mencapai kebahagiaan dan keselamatan.
K. Konsep dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Dalam pengambilan keputusan perlu dilakukan pengujian dengan 9 langkah pengujian keputusan. Sebelumnya seringkali kita hanya memikirkan pada solusi/keputusan apa yang sebaiknya diambil, apa manfaat dan konsekuensinya. Padahal ketika bisa dilakukan 9 langkah pengujian maka keputusan yang kita ambil lebih bisa dipertanggung jawabkan.
L. Pengalaman pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelumnya dalam pengambilan keputusan sering kali yang menjadi pertimbangan adalah kebermanfaatan, keterlaksanaan, dan resiko. Dalam modul ini kita diingatkan kembali bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan hendaknya mengutamakan keberpihakan pada murid, berpegang teguh pada nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah diambil.
M. Dampak mempelajari konsep  Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Sebelum mempelajarai modul ini dalam mengambil keputusan mempertimbangkan masukan/pendapat orang laian untuk memperkaya perpektif dan paradigma yang berkembang di sekitar saya. setelah mempelajarai modul ini saya perlu menambahkan 9 langkah pengujian keputusan agar keputusan yang diambil adalah benar-benar keputusan yang terbaik bagi semua pihak, memerdekakan murid, berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal dan keputusan yang bertanggung jawab.
N. Pentingnya mempelajari topik pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran sebagai seorang individu dan sebagai seorang pemimpin.
Setiap orang pasti akan menghadapi sebuah permasalahan yang herus diambil sebuah keputusan.  Apa lagi bagi guru sebagi pemimpin pembelajaran, keputusan-keputusan yang diambil akan berdampak besar bagi keberlangsungan hidup murid dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Dan pada saatnya nanti murid-murid kita akan memiliki peran dan tanggung jawab di masyarakat, bangsa dan negara. Maka mempelajari topik pengambilan keputusan ini sangat penting bagi guru agar memiliki kecakapan dan ketrampilan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak pada murid. Keputusan-keputusan yang diambil adalah keputusan terbaik yang mendukung perkembangan dan kemerdekaan siswa untuk bisa menjadi manusia seutuhnya. Manusia yang selamat dan mencapai kebahagiaan tertingginya.

6 komentar:

  1. Sangat menginspirasi sekali, bagus. Ternyata banyak ilmu yang bermanfaat dan dituntut harus belajar mengikuti perkembangan tuntutan zaman now milenial. Terus berkarya, jenengan mampu. Dan berbagai ilmu sangat penting bermanfaat bagi saya. Terimakasih artikel dan pengalaman yang membangun. Bisa diterapkan kedepannya. God job 👍

    BalasHapus
  2. Semangat selalu, banyak ilmu yang dapat kita pelajari untuk kita kembangkan, persiapan pemimpin pembelajar sangatlah dibutuhkan untuk kemajuan pendidikan masa mendatang terus belajar dan terus berkarya Pak Fahmi semoga diberi kemudahan dan kelancaran

    BalasHapus
  3. Semangat terus buat Bpk Ibu Guru..dari sini kita mendapat banyak ilmu dalam hal mendidik seperti yang sudah diceruskan oleh KI Hajar Dewantara. Dengan mendidik sesuai zamanya kita dituntut untuk lebih update. Semangat terus buat Pak Fahmi...

    BalasHapus
  4. Menginspirasi. Terima kasih pak, telah berbagi pengetahuan dan semangat untuk terus belajar demi menghantarkan peserta didik menjadi insan kamil.

    BalasHapus
  5. sangat menginspirasi,
    ilmu yang dibagikan bermanfaat untuk kami terapkan dalam proses belajar mengajar dan keseharian bersama siswa
    mantaap

    BalasHapus
  6. Sangat menginspirasi. Guru harus mengajar sesuai dengan zamannya, mampu berpikir reflektif dan kritis sesuai dengan dasar-dasar pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara.

    BalasHapus

Pembelajaran dalam perjalanan pendidikan guru penggerak

Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatih...