Mungkin kita pernah mendengar kalimat “Ah dia saja tidak berbuat baik padaku, mengapa aku harus berbuat baik padanya?” atau “Dia aja pelit, mengapa aku harus dermawan padanya?” atau “jika lu baek pada gue, gue bakal lebih baek pada lu” atau kalimat-kalimat
Sekilas, kalimat tersebut terkesan biasa saja dan cenderung dibenarkan. tetapi jika kita cermati lebih dalam, kalimat-kaliama
Mengapa kita menunggu orang lain memulai melakukan kebaikan?
padahal kita juga orang lain bagi selain kita.
Mengapa kita menunggu orang lain berbuat baik terlebih dulu? baru kita membalas kebaikannya. padahal prinsip itu hanya akan menjadikan kita merasa hutang budi dan kebaikan kita hanya bersifat transaksional saja, lalu apa yang kita kerjakan tidak berdasarkan keikhlasan sehingga terasa sulit dan tidak menentramkan.
Mengapa kita tidak memilih untuk memulai berbuat baik duluan? padahal itu yang lebih menentramkan dan membahagiakan.
ORANG YANG TAU DAN MAU BERBALAS BUDI ADALAH ORANG BAIK,
TETAPI ORANG YANG MEMULAI BERBUAT BAIK ADALAH ORANG MULIA.
Percayalah, tidak ada kebaikan sekecil apapun yang sia-sia di hadapan Tuhan.
Percayalah, balasan dan pahala dari Tuhan jauh lebih indah dari pada berharap balasan pada selain-Nya.
Tebarkanlah benih-benih kasih sayang dan jangan ragu untuk selalu menebarkan kebaikan.
Untuk mewujudkan sebuah perubahan, kebaikan universal, perbaikan tatanan kemasyarakatan,
Jangan menuntut orang lain atau masyarakat berubah terlebih dulu, mari kita mulai dari diri kita masing-masing. kita tidak memiliki otoritas untuk mengendalikan orang lain, tetapi kita punya otoritas penuh terhadap diri kita, maka hal yang paling mungkin adalah kita memulai dengan membuat perubahan pada diri kita masing-masing.
Mari bersemangat memulai membuat perubahan dan jangan ragu untuk berinisiatif memulai kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar