A. Pengertian
Sunnah
As Sunnah merupakan kata lain
dari an Nafl yang artinya “tambahan” sedang menurut istilah syara’ bearti: perbuatan yang
kalau dilakukan mendapat pahala, tetapi kalau ditinggalkan tidak mendapat dosa.[1] Begitupun pengertian sunnah yang disebutkan
oleh Sulaiman Rasjid dalam Fiqh Islam bahwa Sunnah yaitu anjuran, jika
dikerjakan mendapat pahala, jika tidak dikerjakan (ditinggalkan) tidak berdosa.[2]
Dalam redaksi
yang lain pengertian Sunnat adalah suatu perkara yang bila dilakukan umat islam akan mendapat
pahala dan jika tidak dilaksanakan tidak berdosa[3].
Dari beberapa
pengertian sunnah yang disebutkan di atas maka dapat kita simpulkan bahwa
Sunnah adalah suatu
amal perbuatan yang apabila dikerjakan oleh soerang muslim akan mendapat pahala dan yang meninggalkan
tidak berdosa. (Baca Juga : Sunnah-sunnah Shalat)
B. Shalat sunnah
Shalat sunnah berarti shalat selain
shalat fardhu ( shalat lima waktu ) yang apabila dikerjakan akan mendapat
pahala dan jika tidak dikerjakan tidak berdosa, diantaranya adalah:
1.
Shalat hari raya
Hari raya dalam islam ada dua:
a.
Hari raya idul fitri, yaitu pada setiap tanggal 1
bulan syawal
b.
Hari raya idul adha, yaitu pada setiap tanggal 10
bulan zulhijah.
Hukum
shalat hari raya adalah sunnah muakkad ( sunnah yang lebih penting ) karena
Rasulullah SAW tetapmelakukan shalat hari raya selama beliau hidup.
عن ابن عمر كان رسول الله صلى الله عليه وسلم وابوبكروعمريصلون العدين قبل
الخطبة . رواه الجما عة .
Dari
Ibnu Umar, “Rasulullah SAW., Abubakar dan Umar pernah melakukan shalat dua hari
raya sebelum berkhotbah.” ( Riwayat
Jamaah Ahli Hadis )
Shalat hari raya
dilakukan dua rakaat, waktunya sesudah terbit, sampai tergelincir matahari.
Rukun, syarat dan sunnahnya sama dengan shalat sunnah yang lain ditambah dengan
beberapa sunnah yang lain, dintaranya:
a.
Disunatkan berjamaah
b.
Takbir tujuh kali sesudah membaca doa iftitah dan
sebelum membaca a’uzu pada rakaat pertama, dan pada rakaat kedua lima kali
takbir sebelum membaca Al Fatihah selain dari takbir berdiri.
c.
Mengangkat kedua tangan setinggi bahu pada tiap-tiap
takbir.
d.
Membaca tasbih diantara beberapa takbir
e.
Membaca surat Qaf ( ق ) sesudah Al-Fatihah pada
rakaat pertama, dan surat Qamar pada rakaat ke dua.
f.
Menyaringkan (mengeraskan) bacaan, kecuali makmum
g.
Khotbah dua kali sesudah shalat.
h.
Khotbah pertama hedaklah dimulai dengan takbir
sembilan kali.
i.
Dalam khotbah Hari Raya Idul Fitri itu hendaklah
diadakan penerangan tentang zakat fitrah, dan pada Hari Raya Haji diadakan
penerangan tentang hukum-hukum kurban
j.
Pada hari raya disunatkan mandi dan berhias memakai
pakaian yang sebaik-baiknya.
k.
Disunatkan makan sebelum pergi shalat pada Hari Raya
Idul Fitri sedangkan pada Hari Raya Haji disunatkan makan sesudah shalat.
l.
Ketika pergi shalat hendaklah melalui satu jalan, dan
kembalinya melalui jalan yang lain.
m.
Pada dua hari raya disunatkan takbir di luar shalat.
2.
Shalat gerhana bulan dan matahari
Sebagaimana hadits Nabi SAW.
ان الشمس والقمر ايتان من ايات الله
لاينكسفان لموت احد ولا لحياته فاذا رايتموهما فادعوا الله وصلوحتى ينكسف ما
بكم. رواه البخار و مسلم
“Sesungguhnya matahari dan bulan keduanya menjadi tanda (
Dalil ) dari dalil-dalil adanya Allah dan kekuasaan-Nya. Kedua gerhana terjadi
bukan karena matinya seseorang , dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Maka
apabila kamu melihat kedua gerhana, hendaklah kamu berdo’a pada Allah dan
shalat sampai gerhana itu lenyap. (
Riwayat Bukhari dan Muslim )
Shalat gerhana hukumnya sunnah muakkad, tetapi bila waktunya
telah berlalu tidak disunnahkan mengqadhanya.
3.
Shalat Istisqa (minta hujan)
Hukum shalat istisqa adalah sunah.
Ketiak ada hajat saja.
خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم يستسقى
فجعل الى الناس ظهره واستقبل القبلة وحول رداءه. رواه مسلم.
Rasulullah SAW telah keluar (pergi)
untuk meminta hujan. Kemudian beliau berpaling membelakangi orang banyak,
beliau menghadap ke kiblat, dan beliau membalikkan kain selendang.” (Riwayat
Muslim)
4.
Shalat sunah Rawatib
Shalat sunah rawatib adalah shalat
sunah yang mengikuti shalat fardhu yang lima. Dikerjakan sebelum atau sesudahnya
mengerjakan shalat fardhu.
Sunah rawatib muakkad
a.
Dua rakaat sebelum subuh
عن عا ئشة لم يكن النبى صلى الله عليه وسلم
على شيءمن النوافل اشدتعاهدامنه على ركعتى الفجر. رواه البخارى ومسلم.
Dari Aisyah, “Tidak ada shalat sunnah
yang lebih dipentingkan oleh Nabi SAW selain dari dua rakaat Subuh.” (Riwayat
Bukhari dan Muslim)
b.
Dua rakaat sebelum shalat dhuhur.
c.
Dua rakaat sesudah shalat dhuhur
d.
Dua rakaat sesudah shalat magrib
e.
Dua rakaat sesudah shalat isya
عن عبد الله بن عمر قال حفظت عن رسول الله
صلى الله عليه وسلم ركعتين قبل الظهروركعتين بعدالظهروركعتين بعدالمغرب وركعتين
بعدالعشاءوركعتين قبل الغداة. رواه البخارى ومسلم.
Dari Abdullah Ibnu Umar. Ia berkata,”
Saya ingat (hafal) dari Rasulullah SAW dua rakaat sebelum Dhuhur, dua rakaat
sesudah Dhuhur, dua rakaat sesudah Magrib, dua rakaat sesudah isya, dan dua
rakaat sebelum Subuh.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Shalat
Rawatib Ghoiru Muakkad
a.
Dua rakaat sebelum shalat Dhuhur dan dua rakaat
sesudahnya. Jadi, shalat sunah Dhuhur yaitu empat rakaat sebelumnya dan empat
rakaat sesudahnya.
Sabda Rasulullah SAW :
عن ام حبيبة قال النبى صلى الله عليه وسلم من
حافظ على اربع ركعة قبل الظهرواربع بعدهاحرمه الله على النار. رواه الترمذى.
Dari Ummu Habibah,”Nabi SAW, berkata.
Barang siapa mengerjakan shalat empat rakaat seblum Dhuhur dan empat rakaat
sesudahnya, Allah mengharamkan api neraka baginya.” (Riwayat
Tirmidzi)
b.
Empat Rakaat sebelum Asar
Sabda Rasulullah SAW:
عن ابن عمرقال النبى صلى الله عليه وسلم رحم
الله امراصلى قبل العصراربعا. . رواه الترمذى.
Dari Ibnu Umar,” Nabi SAW bekata.
Allah memberi rahmat kepada seorang manusia yng shalat sebelum ashar.” (Riwayat
Tirmidzi)
c.
Dua rakaat sebelum Magrib
Sabda Rasullah SAW:
عن عبد الله بن مغفل قال النبى صلى الله عليه
وسلم صلواقبل المغرب صلوا قبل المغرب ثم قال فى الثا لثة لمن شاء. رواه البخارى
Dari Abfullah bin Mugaffal,”Nabi SAW.
Berkata,”Shalatlah kamu sebelum Magrib, shalatlah kamu sebelum Magrib.”
Kemudian beliau berkata pada yang ketiga kalinya. “Bagi orang yang
menghendakinya.”
(Riwayat Bukhari)
5.
Shalat Sunah Jum’at
Disunatkan shalat dua rakaat atau
empat rakaat sesudah shalat jum’at.
عن ابن عمر : ان النبى صلى الله عليه وسلم
كان يصلى بعدالجمعة ركعتين فى بيته. رواه البخارى ومسلم.
Dari Ibnu Umar,”bahwasanya Nabi SAW
melakukan shalat dua rakaat sesudah shalat Jum’at di rumah beliau.” (Riwayat
Bukhari dan Muslim)
Sabda Rasulullah SAW :
عن ابى هريرة قال النبى صلى الله عليه وسلم
اذاصلى احدكم الجمعة فليصل بكدها اربع ركعات. رواه مسلم وغيره.
Dari Abu Hurairah,”Nabi SAW
berkata,’apabila salah seorang diantara kamu telah halat Jum’at, hendaklah ia
shalat sesudahnya empat rakaat.”
(Riwayat Muslim dan lain-lain)
6.
Shalat Tahiyatul Masjid
Tahiyatul masjid ialah shalat
menghormati masjid. Shalat ini disunahkan bagi orang yang masuk ke masjid,
sebelum ia duduk, yaitu sebanyak dua rakaat.
Sabda Rasulullah SAW :
عن ابى قتادة قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم اذادخل احدكمم المسجدفلا يجلس حتى يصلى ركعتين. رواه البخارى ومسلم.
Dari Abu Qatadah,”Rasulullah SAW
bersabda,’apabila salah sati diantara kamu masuk ke masjid, maka janganlah
duduk sebelum dua rakaat dulu.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
7.
Shalat takala akan bepergian
Orang yang akan bepergian disunatkan
shalat dua rakaat tatkala ia hendak keluar rumahnya. Begitu juga orang yang
baru datang bepergian, disunatkan pula shalat dua rakaat tatkala ia sampai di
rumahnya.
Sabda Rasulullah SAW:
عن ابى هريرة قال النبى صلى الله عليه وسلم
اذاخرجت من منزلك فصل ركعتين تمنعا نك مخرج السوء واذادخلت الى منزلك فصل ركعتين
تمنعا نك مد خل السوء. رواه البيهقى.حديث حسن.
Dari Abu Hurairah,”Nabi SAW
berkata,’Apabila engkau keluar rumahmu, hendaklah engkau shalat dua rakaat,
niscaya shalat itu akan memeliharamu dari kemasukan kejahatan. Dan apabila
engkau masuk kerumahmu, hendaklah engkau shalat dua rakaat, maka shalat itu
akan memeliharamu dari kemasukan kejahatan. (Riwayat Baihaqi, hadis
hasan)
8.
Shalat sunat wudhu
Apabila selesai dari wudhu disunahkan
shalat dua rakaat.
9.
Sahalat Duha
Shalat duha adalah shalat sunah dua
rakaat atau lebih,
عن ابى هريرة قال اوصانى خليلى صلى الله عليه
وسلم بثلا ث بصيام ثلا ثة ايام فى كل شهروركعتي الضحى وان اوتر قبل ان انام. .
رواه البخارى ومسلم.
Dari Abu Hurairah ia
berkata,”Kekasihku (Rausullah SAW) telah berpesan kepadaku tiga macam pesan:
(1) puasa tiga hari setiap bulan, (2) shalat dhuha dua rakaat, dan (3) shalat
witir sebelum tidur.
(Riwayat Bukhari dan Muslim)
10. Shalat tahajjud
Shalat tahajjud ialah shalat sunnah pada malam hari yang
dilakukan setelah tidur terlebih dahulu. Adapun bilangan rakaatnya tidak
dibatasi.
Sabda Rasulullah SAW.:
عن ابى هريرة لما سئل النبي صلى الله عليه وسلم اي الصلاة افضل بعد
المكتوبة؟ قال الصلاة فى جوف الليل. (رواه مسلم و غيره)
Dari
Abu Hurairah, “tatkala Nabi SAW. Ditanya orang, ‘Apakah shalat yang lebih utama
selain dari shalat fardhu yang lima?’ jawab Beliau, Shalat pada waktu tengah
malam.”
(Riwayat Muslim dan lainnya)
11. Shalat witir
Shalat witir ialah shalat sunah yang
dilakukan dengan bilangan rakaat ganjil, (satu, tiga, lima, tujuh, Sembilan,
sebelas rakaat) sekurang-kurangnya satu
rakaat, dan sebanyak-banyaknya sebelas rakaat. Waktunya yaitu sesudah shalat
Isya’ sampai fajar. Shalat witir dilakukan dengan memberi salam setiap dua rakaat, dan yang
terakhir boleh dilakukan satu atau tiga rakaat. Kalau dilakukan tiga rakaat,
jangan membaca tasyahud awal agar tidak serupa dengan shalat magrib.
Sabda Rasulullah SAW:
عن ابى ايوب قال النبي صلى الله عليه وسلم
الوتر حق فمن احب ان يوتر بخمس فليفعل فمن احب ان يوتر بثلاث فليفعل فمن احب ان
يوتر بواحدة فليفعل. (رواه ابو داود والنسائى)
Dari Abu Ayyub, “ Nabi SAW. Bersabda, Witir itu hak.
Maka siapa yang suka mengerjakan lima rakaat kerjakanlah; siapa yang suka
mengerjakan tiga rakaat kerjakanlah; dan siapa yang suka mengerjakan satu
rakaat kerjakanlah.” (Riwayat Abu Dawud dan Nasai)
عن عائسة كان النبي صلى الله عليه وسلم يصلى بين ان يفرغ من صلاة
العساء الى الفجر احدى عسرة ركعة يسلم بين كل ركعتين ويوتر بواحدة. ( رواه البخارى
و مسلم)
Dari Aisyah, Nabi SAW. Shalat sebelas rakaat diantara
setelah shalat Isya sampai terbit fajar. Beliau memberi salam tiap-tiap dua
rakaat, dan yang penghabisannya satu rakaat.” ( Riwayat Bhukhari dan Muslim)
12. Shalat tarawih
Shalat tarawih ialah shalat malam pada bulan Ramadhan,
hukumnya sunnah muakkad ( penting bagi laki-laki dan perempuan), boleh
dikerjakan sendiri-sendiri dan boleh berjamaah, waktunya sesudah shalat Isya
sampai tebit fajar (waktu subuh).
عن ابى هريرة كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يرغب فى قيام رمضان من
غير ان يأمرهم فيه بعزيمة فيقول من قام رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من
ذنبه. (رواه البخارى و مسلم)
Abu Hurairah telah menceritakan bahwasanya Nabi SAW. Selalu menganjurkan
untuk melakikan qitam (Shalat sunnah) dibulan Ramadhan, tetapi tidak
memerintahkan mereka dengan perintah yang tegas (Waijb). Untuk itu beliau
bersabda,”barang siapa mengerjakan shalat (sunnah di malam hari) bulan Ramadhan
karena iman dan mengharapkan pahala (Allah), niscaya dosa-dosanya yang
terdahuli diampuni,”
(Riwayat Bukhari dan Muslim).
13. Shalat Istikharah
Shalat Istikharah artinya shalat minta petunjuk yang baik,
umpamanya seorang yang akan menentukan suatu pilihan penting dan ia masih
ragu-ragu terhadap apa yang lebih baik
baginya. Maka ketika itu disunnahkan baginya shalat Istikharah dua
rakaat kemudian berdoa meminta petunjuk dari Allah atas apa yang masih
diragukannya itu.
Sabda Rasulullah SAW.:
عن جابر بن عبدالله كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يعلمنا الاسخارة
فى الامور, يقول اذا هم احدكم بالامر فليركع ركعتين ثم ليقل االلهم... الخ.
(رواه البخار)
Dari Jabir bin Abdullah, “Rasulullah SAW. Mengajar
kami untuk meminta petunjuk dalam beberapa perkara yang penting. Beliau
bersabda, Apabila salah seorang diantara kamu menghendaki suatu pekerjaan,
hendaklah ia shalat dua rakaat, kemudian berdo’alah : Allahumma... Sampai
akhir.”
(Riwayat Bukhari)
Lafaz do’a Rasulullah SAW.:
اللهم انى استخيرك بعلمك واستقدرك بقدرتك
واسألك من فضلك العظيم فانك تقدر ولا اقدر, وتعلم ولا اعلم, وانت علام الغيوب.
اللهم ان كنت تعلم ان هذا الامر خير لى فى دينى ومعاشى وعاقبة امرى فاقدره لى
ويسره لى. ثم بارك لى فيه, وان كنت تعلم ان هذا الامر سر لى فى دينى ومعاشى وعاقبة
امرى فاصرفه عنى واصرفنى عنه واقدرلى الخير حيث كان ثم ارضنى به. (رواه البخارى)
“ Ya Allah,
sesungguhnya aku minta petunjuk yang baik dengan pengetahuan-Mu, aku minta agar
diberi kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku minta kemurahan-Mu yang luas, karena
sesungguhnya Engkau kuasa, aku tidak mempunyai kekuasaan, Engkau mengetahui
sedang aku tidak mengetahui, dan Engkau amat mengetahui yang gaib-gaib. Ya
Allah, jika Engkau mengetahui perkara ini (disebut permasalahannya) baik bagiku, agamaku, kehidupanku dan hari kemudianku, maka
berikanlah ia kepadaku, dan mudahkanlah ia bagiku, kemudian berkahilah ia
kepadaku. Dan jiak Engkau mengetahui bahwa perkara ini buruk bagiku,agamaku,
kehidupanku dan hari kemudianku, jauhkanlah ia dariku, jauhkanlah aku darinya,
dan berikanlah kepadaku kebaikan dimanapun adanya, kemudian jadikanlah aku
orang yang ridha dengan pemberian-Mu itu.” (Riwayat Bukhari)
14. Shalat Sunnah Mutlaq
Shalat sunnah Mutlaq artinya shalat sunnah yang tidak
ditentukan waktunya dan tanpa ada sebabnya. Jumlah rakaatnya pun tidak
terbatas, cara mengerjakannya seperti salat shalat sunnah yang lain.
Sabda Rasulullah SAW.:
الصلاة خير موضوع استكثرت او اقلت. ( رواه ابن ماجه.)
"Shalat itu adalah suatu perkara yang terbaik, banyak
ataupun sedikit” (Riwayat Ibnu Majah)
DAFTAR PUSTAKA
Rasjid, Sulaiman,Fiqh Islam,(Bandung:Sinar
Baru Algensindo,2013).
Nasution,Lahmuddin, Fiqh I,(
Kota Terbit: Logos)
Al-Bigha, Musthafa Daib,Kompilasi
Hukum Islam Ala Madzhab Syafi’I,(Surabaya:Al-Hidayah,2008)
Drs. H. Aliy As’ad,Tarjamah Fatkhul Mungin jilid 1 (Kudus : Menara kudus,1980)
[3] http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-hukum-islam-syara-wajib-sunnah-makruh-mubah-haram.html diakses pada tanggal 7 Oktober 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar