Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru Penggerak. (https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id)
MAZ FAHMY
media berbagi ilmu, pengalaman dan refleksi pemikiran tentang pendidikan, agama, kebudayaan, kehidupan sosial, motivasi dan hikmah kehidupan.
Jumat, 16 Februari 2024
Pembelajaran dalam perjalanan pendidikan guru penggerak
Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru Penggerak. (https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id)
Minggu, 30 Mei 2021
MENJADI MULIA DENGAN BERINISIATIF MEMULAI KEBAIKAN
Mungkin kita pernah mendengar kalimat “Ah dia saja tidak berbuat baik padaku, mengapa aku harus berbuat baik padanya?” atau “Dia aja pelit, mengapa aku harus dermawan padanya?” atau “jika lu baek pada gue, gue bakal lebih baek pada lu” atau kalimat-kalimat
Sekilas, kalimat tersebut terkesan biasa saja dan cenderung dibenarkan. tetapi jika kita cermati lebih dalam, kalimat-kaliama
Mengapa kita menunggu orang lain memulai melakukan kebaikan?
padahal kita juga orang lain bagi selain kita.
Mengapa kita menunggu orang lain berbuat baik terlebih dulu? baru kita membalas kebaikannya. padahal prinsip itu hanya akan menjadikan kita merasa hutang budi dan kebaikan kita hanya bersifat transaksional saja, lalu apa yang kita kerjakan tidak berdasarkan keikhlasan sehingga terasa sulit dan tidak menentramkan.
Mengapa kita tidak memilih untuk memulai berbuat baik duluan? padahal itu yang lebih menentramkan dan membahagiakan.
ORANG YANG TAU DAN MAU BERBALAS BUDI ADALAH ORANG BAIK,
TETAPI ORANG YANG MEMULAI BERBUAT BAIK ADALAH ORANG MULIA.
Percayalah, tidak ada kebaikan sekecil apapun yang sia-sia di hadapan Tuhan.
Percayalah, balasan dan pahala dari Tuhan jauh lebih indah dari pada berharap balasan pada selain-Nya.
Tebarkanlah benih-benih kasih sayang dan jangan ragu untuk selalu menebarkan kebaikan.
Untuk mewujudkan sebuah perubahan, kebaikan universal, perbaikan tatanan kemasyarakatan,
Jangan menuntut orang lain atau masyarakat berubah terlebih dulu, mari kita mulai dari diri kita masing-masing. kita tidak memiliki otoritas untuk mengendalikan orang lain, tetapi kita punya otoritas penuh terhadap diri kita, maka hal yang paling mungkin adalah kita memulai dengan membuat perubahan pada diri kita masing-masing.
Mari bersemangat memulai membuat perubahan dan jangan ragu untuk berinisiatif memulai kebaikan.
Sabtu, 19 Desember 2020
KEBAIKAN KECILMU, BERDAMPAK BESAR UNTUK HIDUPMU
Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh ,
Semangat pagi untuk kita semua.
Sahabatku yang visioner dengan gagasan dan cita-cita yang
besar,
Sudah berbuat apa hari ini untuk perubahan besarmu? Atau malah
sedang bingung mau memulai dari mana?
Sahabatku yang terkasih, tidak peduli seberapapun besarnya
cita-citamu, kamu bisa memulai dari kebaikan-kebaikan kecil untuk menuju
cita-cita besarmu.
Ingatlah! Hal yang besar adalah akumulasi dari hal-hal
kecil, Sesuatu yang besar tersusun dari partikel-paertikel yang lebih kecil. Garis
yang besar dan panjang juga dimulai dari titik yang kecil.
Jangan bengong dan mulailah bertindak! Meski hanya dimulai dengan
kebaikan-kebaikan kecil. Karena hal itu jika terus dilaksanakan dengan istikomah
(kontinyu) juga akan menjadi hal besar dengan dampak yang besar pula.
Mari kita renungkan firman Allah Swt dalam QS. Az-Zalzalah ayat 7 berikut:
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا
يَّرَهٗۚ
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Az-Zalzalah: 7)
Sekarang makin yakin kan? Kkalau sekecil apapun kebaikanmu
tidak akan ada yang sia-sia,
Dan balasan dari kebaikan tidak lain juga kebaikan pula,
lihat QS. Ar-Rahman: 60
هَلْ جَزَاۤءُ الْاِحْسَانِ اِلَّا الْاِحْسَانُۚ
“Tidak ada
balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).” (QS. Ar-Rahman: 60)
Eits.. tunggu dulu, tapi jangan berharap balasan kebaikan
dari orang yang kamu telah berbuat baik padanya, itu namanya tidak ikhlas,
lagian hal demikian membuatmu berpotensi besar untuk kecewa.
Hal apapun dan kepada siapapun kebaikanmu, berharaplah
balasan hanya dari Allah Swt semata. Karena Allah-lah yang akan melimpahkan
rahmat-Nya kepada orang-orang yang berbuat baik.
وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا
وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah
(diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh
harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat
kebaikan.” (QS. Al-A'raf: 56)
Sekarang sudah makin jelas dan yakin kan?
Cita-cita besarmu akan tercapai dengan segera memulai perbuatan-perbuatan baik papun yang bisa kamu lakukan.
Kebaikan-kebaikanmu menjadi potensi besar untuk mendatangkan
rahmat Allah Swt untukmu. Cita-cita besarmu bisa terwujud dengan rahmat dan
ridho-Nya sehingga hidupmu sukses dalam keberkahan.
Dan yakinlah apapun kebaikanmu, semua berpotensi untuk
membuka jalan kesuksesanmu.
Semangat untuk hidup yang lebih baik, maksimalkan potensi
dan kemampuan kita untuk berbuat baik.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh.
Baca juga APAPUN YANG DIHADAPI, BERPELUANG JADI PINTU SUKSES
Selasa, 30 Juni 2020
SUPERIORITAS DALAM KOMUNITAS
Setiap orang pasti berhubungan dengan orang lain dan memiliki komunitas, apapun itu. mulai yang cukup kecil, semisal komunitas dalam keluarga, hingga komunitas-komunitas yang lebih luas. Baik berdasarkan pekerjaan, bisnis, hobi, tempat tinggal maupun komunitas-komunitas lainnya.
Mayoritas diantara kita tentu merasa bangga jika mampu mendominasi, dan menjadi yang terkuat. Namun menurut saya bukan itu yang dibutuhkan untuk mensukseskan visi dan misi sebuah komunitas. Bahkan sebuah superioritas tidak jarang justru menimbulkan kekacauan, ketimpangan, malfungsi dan kehancuran.
Dalam hal ini saya membuat analogi sederhana. kita sudah biasa menganalogikan kekuatan persatuan dan kekompakan sebagai satu ikat sapu lidi, iya kan? disini saya akan menambahkan sedikit, mengenai analogi superioritas dalam komunitas. Misalkan sebuah komunitas itu adalah sapu lidi, maka sesosok yang merasa superior itu saya ibaratkan besi. coba bayangkan!, dari kumpulan lidi-lidi yang cukup lentur, kecil, dan mudah patah dalam sebuah ikatan yang berbentuk sapu lidi, didalamnya juga ada sebuah besi masuk dalam ikatan sapu lidi. apa yang terjadi? sudah dibayangkan kan?. Iya, yang terjadi adalah sapu lidi tidak bekerja secara maksimal, bahkan besi yang paling kuat justru mengganggu jalan kerjanya lidi-lidi yang lain dalam satu ikat sapu tersebut. bahkan ketika lidi-lidi tersebut sudah mulai patah dan memendek sebenarnya sapu masih bisa berfungsi dengan baik, tapi jika ada satu besi saja yang tidak ikut patah dan tetap panjang dan kuat seperti sedia kala yang terjadi adalah sapu tersebut sudah tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Begitulah gambaran sederhananya, maka superioritas individu sebenarnya tidak peting dalam perjalanan sebuah komunitas. Yang terpenting adalah senasib sepenanggungan, saling percaya, kompak dan bersatu. Mari leburkan egoisme pribadi dan khusnudzon (berbaik sangkan; percaya) dengan rekan-rekan kita.
Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam bisshowab.
Senin, 22 Juni 2020
Kemerdekaan Diri Menurut Alam Pikirku Yang Sesat
Dulu,
aku pernah terjerumus dalam alam pikir
yang sesat. Aku pernah berpikir bahwa hidup akan jadi lebih enteng, enjoy, dan
slow ketika aku bisa memerdekakan diri dari (merasa) disuruh-suruh oleh banyak
orang. Akhirnya benar, banyak sekali orang-orang yang minta tolong/bantuan saya
kecewakan dan mulai ada jarak yang memisahkan
hubungan sosial-emosional anatra kita. Ya, tentu aku merasa merdeka.
Itulah alam pikir sesat yang saya banggakan.
Alasannya
sih logis, atau sebenarnya saya logis-logiskan demi membenarkan kemauanku.
Kurang lebih beginlah argumenku: Aku kan udah capek dengan pekerjaan dan
tanggung jawabku sendiri. Enak aja, itukan urusan dan tanggung jawabmu. Ah,
kamu sih mau enaknya aja, aku yang menanam kamu yang panen. Masa gitu aja kamu
ga bisa sih, belajar dong! jangan malas, jangan ngandalin orang terus. Ya, dan
seterusnya masih banyak lagi kalimat-kalimat yang senada.
Benar
saja, aku semakin (merasa) merdeka dalam kesunyian diri, enjoy dengan diri
sendiri dan melupakan hiruk-pikuk, lalu-lalang, dan padatnya relasi
sosial-emosional yang (menurutku) menyita perhatian dan menguras energi. Aku
terjebak dalam sikap apatis, empatiku mulai terkikis, dan kepedulianku seperti
habis. Anehnya, aku berpura-pura menikmati hal ini. Inilah kesesatan sikap yang
pernah aku perjuangkan dan itu adalah edisi lanjutan dari sesatnya pikiranku.
Ah,
sudah sekian kali malam dilalui sang fajar dan siang dimakan sang senja.
Kemerdekaan yang aku banggakan tersa rapuh dan kering. Jiwaku mulai gersang,
dan hatiku merana kesakitan. Aku mulai merasa ada yang salah dan tidak beres
dengan diriku sendiri. Ya, ini membuatku hanyut dalam renungan, menikmati
pikiran, jiwa dan hati yang saling berkecamuk, upyek dalam perdebatan, saling
mengoreksi dan menyalahkan sebelum akhirnya menemukan sebuah jawaban untuk
sebuah perubahan.
Kini,
cara berpikirku berubah seiring menumpuknya serpihan-serpihan pengalaman dalam
dinamika hidup yang tak pernah terhenti. Aku menyadari bahwa aku telah berusaha
mengkerdilkan fitrahku sebagai manusia. Fitrah bahwa kecenderungan hati manusia
adalah berbuat baik, bahwa manusia merupakan mahluk sosial yang
kecenderungannya adalah saling mengenal, menyayangi, kerjasama, dan tolong
menolong. Bahwa setiap mahluk tercipta unik dengan kelebihan dan kekurangan
masing-masing.
Aku menyadari
hal mendasar yang sempat aku lupakan, bahwa untuk hidup nyaman, tentram dan
bahagia sebenarnya cukup dengan mengikuti fitrah manusia itu sendiri. Menerima
kenyataan (bersyukur) bahwa kita adalah manusia yang hidup berdampingan dengan
manusia lainnya bersama segenap hal yang melekat pada kemanusiaan itu sendiri.
Ternyata
aku melupakan asas-asas dasar, bahwa tidak ada balasan bagi sebuah kebaikan
kecuali kebaikan. Bahwa dengan saling berbuat baik akan memperluas dan
memperkuat medan magnet kebaikan yang akan menarik lebih banyak
kebaikan-kebaikan. Bahwa kebaikan yang kita lakukan adalah investasi untuk
kebaikan kita dimasa mendatang. Bahwa curahan kasih sayang (rahmat) Allah Swt.
berbanding lurus dengan curahan kasih sayang kita kepada mahluk-Nya.
Ah,
semoga apa yang aku sadari adalah Hidayah yang dikirimkan Tuhan dan cara
berpikirku tidak bertentangan dengan kebenaran yang dikehendaki Tuhan.
Semoga
Allah Swt, Rabb Yang Maha Pengampun, mengampuni dosa dan kesalahnku, orang
tuaku, keluargaku, guru-guruku, orang yang baik maupun yang jahat kepadaku, dan
segenap saudara-saudara mukmin semuanya.
Semoga
Allah Swt, Rabb Yang Maha Pengasih dan Penyayang, ridho terhadap kita, serta
senantiasa mencurahkan kasih sayangnya kepada kita semua. aamiin.
Wallahu
a’lam bisshowab.
Rabu, 03 Juni 2020
PENILAIAN AKHIR TAHUN (PAT) MAPEL PAI-BP TAHUN PELAJARAN 2019/2020
- Sola PAT Kelas 1, KLIK DI SINI
- Soal PAT Kelas 2, KLIK DI SINI
- Soal PAT Kelas 3, KLIK DI SINI
- Soal PAT Kelas 4, KLIK DI SINI
- Soal PAT Kelas 5, KLIK DI SINI
Jumat, 08 Mei 2020
Kelas 1 : Pembelajaran PAI di rumah ke-9
Pembelajaran untuk kelas 1 SDN Blotongan 02 pada hari Jum'at, tanggal 14 April 2020
- Mulailah dengan membaca do'a terlebih dulu
- Simak materi dan video di bawah:
- Bacalah "Ayo Belajar 3" LKS halaman 50
- Kerjakan tugas dibawah
- Bersyukur
Bersyukur kepada Allah Swt.mengucapkan alhamdulillãhdan beramal baiksetiap saat.itulah perilaku terpuji.- Pemaaf
Nabi Muhammad saw. teladan kita.Ia pemaaf kepada semua umat manusia.Pemaaf adalah perilaku terpuji.Bila orang lain berbuat salah, kita harus memaafkan.- Video tentang Bersyukur dan Pemaaf
- Tugas
Praktik cara bersyukur, Videokan praktik bersykurmu, dan kirimkan videonya ke Grup Pembelajaran PAI-video boleh dilakukan kapan saja, mensyukuri apa saja-Pengiriman video secara serentak pada hari kamis, 14 Mei 2020
Selamat belajar, Semoga menyenangkanSetelah selesai melaksanakan pembelajaran, ucapkan "Alhamdulillah"
- Pemaaf
- Video tentang Bersyukur dan Pemaaf
- Tugas
Kamis, 26 Maret 2020
Kelas 6 : Pembelajaran Di Rumah ke 3
Pembelajaran untuk kelas 6 SDN Blotongan 02 pada hari Kamis, tanggal 26 Maret 2020
- Mari kita mulai dengan berdo'a kepada Allah SWT agar di beri kesehatan, ilmu yang bermanfaat, dan pemahaman.
- Simaklah Video kisah Nabi Isa As Berikut:
Pembelajaran dalam perjalanan pendidikan guru penggerak
Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatih...
-
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh… MUQODDIMAH…… Dumateng Ngarsanipun para sesepuh, pinisepuh, para ‘alim ulama ingka...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al Qur’an dan Hadis merupakan sumber utama hukum islam, maka menjadi sangat penting bag...
-
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan pendidikan Islam seiring dengan tujuan Allah menciptalkan manusia, yakni untuk m...